Selasa, 16 November 2010

Pengapuran Tanah Masam Pada Lahan Sengon

Lahan di Indonesia mempunyai spesifikasi yang beraneka ragam. Secara prinsip tanaman sengon sangat mudah hidup dan beradaptasi. Akan tetapi kondisi lahan juga sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman sengon itu sendiri, khususnya pada lahan dengan pH masam atau sangat rendah.

Agar pertumbuhan tanaman sengon atau albasia bisa tumbuh dengan optimal maka pH tanah harus dinetralkan terlebih dahulu.

Dan untuk mengetahui kualitas pH tanah bisa menggunakan alat pH meter yang banyak tersedia di toko-toko pertanian.

A. Pengertian Dasar
Tanah masam adalah tanah ber-pH rendah (pH dibawah 6), semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim kemasamannya.
B. Kendala Tanah Masam
  1. Unsur hara makro (terutama N,P,K,Ca,Mg) tidak tersedia dalam jumlah cukup, efektifitas dan efisiensi pemupukan makro (urea, TSP, KCl) juga rendah.
  2. Beberapa unsur (terutama Al dan Fe) tersedia berlebih sehingga sering meracun pada tanaman.
  3. Menghambat perkembangan mikroorganisme tanah.
C. Pengapuran untuk Meningkatkan pH Tanah
Perbaikan pH tanah bisa diakatakan menyelesaikan 50% masalah kesuburan tanah. Salah satu cara meningkatkan pH tanah dengan pengapuran menggunakan kapur pertanian (kaptan) atau dolomit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
  1. Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan yang lambat bereaksi dengan tanah.
  2. Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran.
  3. Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.
  4. Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.
  5. Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar 500 kg/Ha 2 ton/Ha.
Catatan
Dolomit juga harus secara rutin digunakan pada tanah pH normal, karena unsur Ca dan Mg pada dolomit sangat dibutuhkan tanaman.